Home »
» SYAFA'AT DAN MACAM-MACAMNYA
SYAFA'AT DAN MACAM-MACAMNYA
Jumat, 06 Juni 2014 | 0 komentar
Kata as-syafa'ah diambil dari kata as-syaf'u yang artinya adalah lawan dari kata al-witru (ganjil), yaitu menjadikan yang ganjil menjadi genap (as-syaf'u), seperti anda menjadikan satu menjadi dua dan tiga menjadi empat. Demikian menurut arti "lughawinya".
Adapun menurut istilah, syafa'at adalah penengah (perantara) bagi yang lain dengan mendatangkan suatu kemanfaatan atau menolak suatu kemudharatan. Maksudnya, syafi' (pemberi syafa'at) itu berada di antara masyfu lahu (yang diberi syafa'at) dan masyfu' ilaih (syafa'at yang diberikan) sebagai wasithah (perantara) untuk mendatangkan keuntungan (manfaat) bagi masyfu' lahu atau menolak mudharat darinya.
Syafa'at Itu Ada Dua Macam.
[a]. Pertama : Syafa'at Tsabitah Shahihah (yang tetap dan benar), yaitu yang ditetapkan oleh Allah Ta'ala dalam kitab-Nya atau yang ditetapkan oleh RasulNya Shallallahu 'alaihi wa sallam. Syafa'at ini hanya bagi Ahlut Tauhid wal Ikhlas, karena Abu Hurairah pernah bertanya kepada Nabi : "Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling bahagia dengan mendapatkan syafa'at baginda ?". Beliau menjawab :
"Orang yang mengatakan Laa ilaaha illallah secara ikhlas (murni) dari kalbunya".
Syafa'at ini bisa diperoleh dengan adanya tiga syarat :
Pertama : Keridhaan Allah terhadap yang memberi syafa'at (syafi')
Kedua : Keridhaan Allah terhadap yang diberi syafa'at (masyfu' lahu)
Ketiga : Izin Allah Ta'ala bagi syafi' untuk memberi syafa'at.
Syarat-syarat ini secara mujmal terdapat dalam firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa'at mereka sedikitpun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai(Nya)". [An-Najm : 26]
Kemudian diperinci oleh firmanNya.
"Artinya : Siapakah yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya" [Al-Baqarah : 255]
"Artinya : Pada hari itu tidak berguna syafa'at, kecuali (syafa'at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya dan Dia telah meridhai perkataanNya". [Thaha : 109]
"Artinya : Mereka tidak bisa memberi syafa'at kecuali kepada orang yang diridhai oleh Allah". [Al-Anbiya : 28]
Ketiga syarat ini harus ada untuk bisa memperoleh suatu syafa'at.
[2]. Kedua : Syafa'ah Bathilah (syafa'at yang batil).
Yaitu syafa'at yang tidak akan bisa memberi manfaat. Itulah syafa'at yang jadi anggapan orang-orang musyrik berupa syafa'at dari ilah-ilah mereka yang dianggap bisa menyelamatkan mereka di sisi Allah Azza wa Jalla. Syafa'at ini sama sekali tidak akan memberikan manfaat kepada mereka. Allah Ta'ala berfirman.
"Artinya : Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa'at dari orang-orang yang memberikan syafa'at".[Al-Muddatsir : 48]
Itu karena Allah tidak ridha terhadap kemusyrikan orang-orang musyrik tersebut dan tidak mungkin mengizinkan kepada siapapun untuk mensyafa'ati mereka, karena tiada syafa'at kecuali bagi orang-orang yang diridhai oleh Allah Azza wa Jalla. Allah tidak ridha akan kekufuran bagi hamba-hambaNya dan tidak menyukai kerusakan. Ketergantungan orang-orang musyrik terhadap ilah-ilah mereka yang mereka ibadahi serta mengatakan : "(Mereka adalah para pemberi syafa'at bagi kami di sisi Allah), adalah ketergantungan yang batil yang tidak bermanfaat". Bahkan hal ini tidak akan menambah mereka di sisi Allah melainkan kejauhan. Orang-orang musyrik mengharap syafa'at dari berhala-berhala mereka dengan cara yang batil, yaitu dengan mengibadahi berhala-berhala ini, yang merupakan kebodohan mereka yang berupa usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala dengan sesuatu yang justru malah semakin menjauhkan mereka dari Allah.
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar